Singapura adalah negara-kota yang dinamis dengan seni dan budaya yang berkembang pesat. Selama bertahun-tahun, Singapura telah menyaksikan munculnya banyak seniman berbakat yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi dunia seni lokal dan internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia seni di Singapura telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan, yang semakin memperkuat posisinya sebagai pusat budaya yang dinamis. Berikut ini sekilas tentang seni dan seniman Singapura:
Gerakan Seni di Singapura
Dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Asia lainnya, seni di Singapura tergolong masih muda dan terutama didorong oleh berbagai budaya dan tradisi yang membentuk masyarakat Singapura. Yang membuat seni Singapura lebih unik adalah penggabungan bentuk seni Tiongkok, Melayu, dan Eropa dengan perpaduan warisan budaya lokal, kepercayaan adat, dan praktik populer di Singapura. Berikut ini adalah ikhtisar periode dan tonggak penting dalam sejarah seni visual di Singapura:
Pengaruh Seni Awal (Sebelum Abad ke-19)
Sebelum abad ke-19, Singapura terutama merupakan pelabuhan dagang, dan budaya Kepulauan Melayu, Tiongkok, India, dan Barat sangat memengaruhi seni. Bentuk-bentuk seni tradisional, seperti batik, patung, dan kaligrafi, dipraktikkan oleh para perajin setempat.
Pengaruh Kolonial (abad ke-19-awal abad ke-20)
Kedatangan penjajahan Inggris pada abad ke-19 membawa pengaruh Barat ke Singapura. Seniman dan guru seni Eropa memperkenalkan praktik seni akademis, seperti lukisan cat minyak dan potret, kepada siswa lokal. Seniman terkenal selama periode ini termasuk pendiri Raffles Institution, Sir Thomas Stamford Raffles dan istrinya, Sophia Raffles.
Gaya Nanyang dan Identitas Budaya (pertengahan abad ke-20)
Pada tahun 1950-an, sebuah gerakan seni penting yang dikenal sebagai Gaya Nanyang muncul di Singapura. Dipimpin oleh empat seniman ulung saat itu, Liu Kang, Chen Wen Hsi, Georgette Chen, dan Cheong Soo Pieng, gerakan ini menggabungkan teknik melukis tinta Tiongkok dengan gaya seni Barat, sehingga menciptakan perpaduan yang khas. Gaya Nanyang merupakan bentuk ekspresi budaya yang mengeksplorasi identitas kawasan Asia Tenggara dan masyarakatnya.
Masyarakat Seni Modern (pertengahan abad ke-20)
Pada tahun 1960-an, Modern Art Society didirikan, yang mengadvokasi praktik seni modern dan mempromosikan seniman lokal. Periode ini menandai pergeseran ke arah eksperimen dan penjelajahan bentuk seni abstrak dan konseptual. Seniman seperti Lim Yew Kuan dan Anthony Poon berperan penting dalam mendorong perkembangan seni modern di Singapura.
Seni Kontemporer dan Pengakuan Global (akhir abad ke-20-sekarang)
Pada akhir abad ke-20, dunia seni Singapura terus berkembang dan merangkul praktik seni kontemporer. Pembukaan lembaga seperti Singapore Art Museum (SAM) pada tahun 1996 dan National Gallery Singapore pada tahun 2015 menyediakan wadah bagi seniman kontemporer lokal dan internasional. Partisipasi Singapura dalam acara seni internasional, seperti Venice Biennale dan Singapore Biennale, semakin mendorong pengakuan globalnya.
Seniman Terkemuka di Singapura
Singapura telah menjadi rumah bagi banyak Seniman terkemuka yang terus-menerus mendapatkan reputasi Internasional. Berikut adalah beberapa seniman paling terkenal dan signifikan dari negara-kota Singapura
Georgette Chen (1906-1993) adalah seorang pelukis Singapura kelahiran Tiongkok yang terkenal akan potret dan lanskap realistiknya. Ia dianggap sebagai salah satu pelopor seni modern di Singapura dan tokoh utama “Sekolah Seni Nanyang”. Ia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Tiongkok, Prancis, dan New York, sebelum menjadikan Singapura sebagai rumahnya pada tahun 1954 untuk menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya.
Chen Wen Hsi (1906-1991) adalah seorang pelukis kelahiran Singapura yang terkenal akan lukisan lanskap dan potretnya yang puitis. Seperti halnya seniman terkemuka lainnya, Chen Wen Hsi telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Tiongkok sebelum menjadikan Singapura sebagai rumah permanennya. Bersama empat seniman terkemuka lainnya, ia mendirikan Gaya Seni Lukis Nanyang pada tahun 1953, yang menciptakan momen penting bagi dunia seni Singapura. Pada tahun 1964, ia dianugerahi penghargaan “Public Service Star”.
Salah satu lukisannya ” Two Gibbons Amidst Vines ” menghiasi bagian belakang setiap uang kertas $50 di Singapura. Siamang-siamang itu tidak hanya memperindah uang kertas, tetapi juga melambangkan seorang seniman hebat yang menyumbangkan seluruh hidupnya untuk dunia seni.
Cheong Soo Pieng (1917-1983) adalah pelukis Singapura kelahiran Tiongkok terkemuka lainnya yang dikenal karena lukisan abstraknya. Bersama Chen Wen Hsi, Georgette Chen, dan Liu Kang, ia mendirikan gaya seni Nanyang, salah satu gerakan terpenting dalam Sejarah budaya Singapura. Setelah bermigrasi ke Singapura pada tahun 1946, ia mulai mengajar Seni di Akademi Seni Rupa Nanyang , dan mulai menggabungkan gaya gambar Barat dan Tiongkok. Terkenal karena penggambaran bergaya wanita Melayu dan Bali, ia bekerja dalam estetika unik yang memadukan pengaruh Hindu, Tiongkok, dan Eropa Modernis.
Lim Tze Peng (lahir 1921) adalah seorang pelukis Singapura yang terkenal dengan lukisan tinta Tiongkoknya. Ia dianggap sebagai salah satu seniman paling berpengaruh di generasinya di Singapura. Karya-karyanya telah dipamerkan di banyak pameran lokal dan internasional serta pusat-pusat seni terkemuka di Singapura, termasuk Singapore Art Museum dan Nanyang Academy of Fine Arts . Berusia seratus dua tahun, Tn. Lim saat ini adalah Seniman tertua yang masih hidup di Singapura dan dianugerahi Medali Budaya pada tahun 2003 atas kontribusinya yang besar terhadap Seni dan Budaya Negara tersebut.
Amanda Heng (lahir 1951) : Amanda Heng adalah seniman kontemporer yang dikenal dengan seni pertunjukan dan instalasinya. Ia sering mengangkat isu gender, identitas, dan norma sosial dalam karyanya dan telah memamerkan karyanya di tingkat internasional. Ia menjadi terkenal pada tahun 1990-an dan dianggap sebagai pelopor Seni Pertunjukan di Singapura. Ia adalah salah satu Seniman Singapura pertama yang memenangkan Penghargaan Benesse yang terhormat dan juga dianugerahi Medali Budaya untuk Seni Visual pada tahun 2010. Di antara banyak hal pertama yang ia bawa ke dunia Seni di Singapura, termasuk pendirian Artists Village pada tahun 1988 dan kemudian pada tahun 1999 ia membentuk Women in The Arts (WITA) Collective, kolektif pertama yang dijalankan oleh Seniman di Singapura.
Tan Swie Han (lahir 1943) Lahir di Indonesia Tan Swie Han adalah Seniman multidisiplin Singapura yang bermigrasi dari Indonesia pada tahun 1946 dan dikenal karena kaligrafi Tiongkok dan Seni Patung Kontemporernya. Ia juga dikenal sebagai seniman termahal di Singapura setelah ia menjual lukisannya “Moon is Orbed” seharga S$3,7 juta pada tahun 2012 dan kemudian memecahkan rekornya sendiri dengan menjual karya seni tinta di atas kertas beras “Bada Shanren” seharga S$4,4 juta.
Yeo Shih Yun (lahir 1976) : Yeo Shih Yun adalah seniman Singapura yang dikenal dengan lukisan tinta abstraknya. Ia memadukan teknik melukis tinta tradisional Tiongkok dengan pendekatan kontemporer, menciptakan karya seni yang berani dan ekspresif yang mencerminkan pengalaman dan emosinya.
Jane Lee (lahir 1963) : Jane Lee adalah seniman kontemporer yang dikenal karena pendekatan eksperimentalnya dalam melukis. Ia sering menggunakan bahan-bahan yang tidak konvensional seperti cat epoksi dan busa poliuretan untuk menciptakan karya seni bertekstur dan multidimensi yang menantang gagasan tradisional tentang seni lukis. Lee telah bermain-main dengan struktur lukisan untuk menciptakan karya abstrak yang kaya dan taktil yang sering menggabungkan dua dimensi menjadi tiga dimensi.
Ini hanyalah beberapa contoh dari banyak seniman berbakat dari Singapura yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap dunia seni lokal dan internasional. Dunia seni di Singapura terus berkembang dan tumbuh, dengan seniman baru yang terus bermunculan dan mendorong batas-batas ekspresi artistik. Kunjungi koleksi pilihan kami yang berjudul Inspired-By-Singapore dengan pilihan karya yang dibuat oleh Seniman di seluruh dunia yang dapat menggambarkan berbagai sisi keragaman budaya Singapura. Bagian dari koleksi ini adalah pilihan lukisan oleh seniman Australia Dean O’Callaghan yang dilukis dan terinspirasi oleh pemandangan kota Singapura dan tersedia secara eksklusif di RtistiQ.